PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam UU RI No.
16 Tahun 2006 disebutkan bahwa sistem penyuluhan pertanian merupakan seluruh
rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku
utama (pelaku kegiatan pertanian) dan pelaku usaha melalui penyuluhan. Oleh
karena itu dalam UU no. 16 disebutkan bahwa Penyuluhan Pertanian adalah suatu
proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,
dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Pengertian
tersebut mengandung makna bahwa didalam proses pembelajaran inheren adanya
proses-proses lain yang terjadi secara simultan, yaitu:
1). proses komunikasi
persuasif, yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran (pelaku
utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan
masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahan mereka, komunikasi
ini sifatnya mengajak dengan menyajikan alternatif-alternatif pemecahan
masalah, namun keputusan tetap pada sasaran.
2). proses
pemberdayaan, maknanya adalah memberikan “kuasa dan wenang” kepada pelaku utama
dan pelaku usaha serta mendudukkannya sebagai “subyek” dalam proses pembangunan
pertanian, bukan sebagai “obyek”, sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku
usaha (laki-laki dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk a). Berpartisipasi;
b). Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal; c). Melakukan
kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan; dan d). Memperoleh
manfaat dalam setiap lini proses dan hasil pembangunan pertanian.
3). proses pertukaran
informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran (pelaku utama maupun pelaku
usaha). Proses pertukaran informasi timbal-balik ini mengenai berbagai
alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan
perbaikan dan pengembangan usahanya.
Fungsi penyuluhan pertanian terutama adalah memfasilitasi dan
memotivasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha agar tercapai
tujuan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan peningkatan modal sosial,
sehingga mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,
dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Dengan adanya program Pengembangan Usaha Agribisnis di
Perdesaan (PUAP), fungsi penyuluhan pertanian memfasilitasi dalam bimbingan,
pendampingan dan advokasi pengelolaan usaha agribisnis di perdesaan,
memfasilitasi dan memotivasi penumbuhan dan pengembangan kelompoktani serta
gabungan kelompok tani. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka penyuluh
sebagai fasilitator harus menguasai selain falsafah dan prinsip-prinsip
penyuluhan pertanian, juga Teknik Komunikasi Persuasif.
Tugas dan fungsi Penyuluh Pertanian secara garis besar adalah
melaksanakan fungsi sebagai fasilitator dalam kegiatan penyuluhan pertanian
secara rinci dapat dibaca pada Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian, Per.Men. No.
37/Permentan/OT.140/3/2007.
B.
Deskripsi Singkat
Modul ini
memperkenalkan beberapa Teknik Komunikasi Persuasif dalam Penyuluhan Pertanian
khususnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi Penyuluh Pertanian. Diharapkan
setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa dapat memberikan pengertian
komunikasi dalam penyuluhan pertanian khususnya dalam memfasilitasi pelaku
utama dan pelaku usaha agribisnis di perdesaan, selanjutnya diharapakan
Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan komunikasi, menguraikan unsur-unsur
komunikasi, menjelaskan proses komunikasi serta menerangkan adopsi dan difusi
inovasi teknologi dalam penyuluhan pertanian. Untuk mencapai tujuan yang
dimaksud, maka diperlukan komunikasi yang efektif dan efisien. Setelah selesai
mempelajari modul ini peserta diharapkan dapat:
1. Memahami
pengertian dan tujuan komunikasi dalam penyuluhan pertanian.
2. Menjelaskan
proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian.
3. Menjelaskan
unsur-unsur komunikasi dalam penyuluhan pertanian.
4. Menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi.
5.
Menjelaskan rintangan-rintangan dalam komunikasi dan cara mengatasinya.
C.
Manfaat Modul Bagi Peserta
Modul Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian ini menyajikan
tentang Teknik komunikasi Persuasif dalam penyuluhan pertanian, sehingga modul
ini dapat membekali Mahasiswa dalam memahami pengertian komunikasi dalam
penyuluhan pertanian, tujuan komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses
komunikasi dalam penyuluhan pertanian serta adopsi inovasi teknologi. Disamping
itu modul ini memberikan beberapa latihan untuk didiskusikan didalam kelas
sehingga dapat menjadi bahan refleksi bagi pengajar dan mahasiswa dalam
penerapan Teknik Komunikasi Persuasif khususnya dalam memfasilitasi pelaku
utama dan pelaku usaha agribisnis di perdesaan.
D.
Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi
Dasar
Setelah
mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami teknik komunikasi persuasif
dalam proses penyuluhan pertanian.
2. Indikator
Keberhasilan
Setelah mempelajari modul ini, peserta mampu memberikan
pengertian komunikasi dalam penyuluhan pertanian, menyebutkan tujuan komunikasi
dalam penyuluhan Pertanian, menjelaskan unsur-unsur komunikasi dalam
penyuluhan pertanian, menerangkan proses komunikasi dalam penyuluhan
pertanian.
E.
Petunjuk Belajar
Pengalaman
mendiseminasikan inovasi teknologi dilapangan merupakan pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan dalam pemahaman isi modul diklat Komunikasi dalam Penyuluhan
Pertanian. Sebaiknya anda membawa beberapa pengalaman yang ada dilapangan
ketika anda mendesiminasikan inovasi teknologi di wilayah anda, selanjutnya
anda bertukar pengalaman dengan teman anda dalam kegiatan diskusi.
Secara khusus,
perhatikan saran berikut :
1. Selama sesi belajar Mahasiswa diharapkan secara aktif
mengikuti proses belajar dengan cara diskusi, tanya jawab serta melakukan
aktifitas latihan.
2. Buat tim
diskusi agar anda dapat berlatih dengan teman sejawat
3. Bahas hasil diskusi dan persentasikan dengan kelompok lain
sebagai bahan enrichment bagi kelompok lain.
1
|
PENGERTIAN DAN TUJUAN
KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
|
Dalam berbagai
media massa seperti: surat kabar dan majalah atau brosur- brosur kita sering
menjumpai kata ”komunikasi”. Sebagai contoh anjuran pemerintah yang berbunyi
”agar pembangunan mencapai sasarannya, hendaknya antara pusat dan daerah selalu
ada komunikasi dua arah” contoh lain lagi ”hendaknya orang tua selalu
berkomuikasi dengan anak-anaknya”. Contoh yang terakhir adalah ”sementara orang
mensinyalir bahwa ada ”gap” komunikasi antara angkatan tua dan muda”.
Sinyalemen itu sebenarnya kurang beralasan.
Demikianlah
beberapa contoh penggunaan kata atau istilah komunikasi. Agar kita dapat
menggunakan istilah tersebut dengan tepat, maka sebelum kita membahas lebih
lanjut masalah komunikasi ini, sebaiknya kita pahami dulu apa arti komunikasi
itu. Untuk jelasnya di bawah ini akan dikemukakan dulu beberapa pendapat ahli
yang memahami komunikasi.
Dalam ”Oxpord
Dictionary” (terbitan Oxford University press, tahun 1956) kita dapati
bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah ”The sending or exchange of
information , idea,etc.” yang artinya “pengiriman atau tukar –menukar
informasi, ide, dan sebagainya”.
Selanjutnya
Keith Davis dalam bukunya ”Human relation at work” menyebutkan ”Communication
is the process of passing infarmation en under standing from one person to
another”. Artinya adalah proses lewatnya informasi dan pengertian dari
seseorang kepada orang lain.
Sedangkan
Dr.Phil Astrid Susanto dalam bukunya ”komunikasi dalam teori dan praktek”
menyebutkan ”komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang
mengandung arti”.
Dari pendapat
para ahli tersebut kita dapat merumuskan bahwa ”komunikasi adalah penyampaian
pengertian dari seseorang kepada orang lain, dengan menggunakan lambang-lambang
dan penyampaian tersebut merupakan suatu proses”.
Tujuan Komunikasi
Dipandang dari
segi manfaat atau keuntungan komunikasi dapat memiliki beberapa tujuan
diantaranya adalah:
1. Informative , yaitu bertujuan untuk
memberi informasi pendekatan pada pikiran. Kalau kita berkomunikasi secara
informativ, informasi-informasi yang kita sampaikan harus faktual dan objektif.
2. Persuasive,
yaitu bertujuan untuk menggugah perasaan orang seperti senang dan tidak
senang, suka dan tidak suka. Jadi berbeda dari jenis tujuan komunikasi yang
pertama. Disini pendekatanya dari segi emosi dan bukan dari pendekatan pikiran.
Dalam penyuluhan pertanian perlu sekali mengetahui/ membedakan apakah perilaku
tertentu misalnya seseorang tidak mau menerima anjuran untuk menerapkan
teknologi baru disebabkan karena pikirannya atau karena perasaannya. Pikiran
seseorang bersifat obyektif, sedangkan perasaan bersifat subyektif. Juga dalam
pengadilan, perbedaan kedua hal tersebut sangat penting, hakim berusaha untuk
membedakan antara tindakan atau perbuatan yang disebabkan perasaan dan tindakan
yang disebabkan pikiran.
3. Entertainment,
adalah bertujuan untuk menghibur orang, misalnya seorang membuat dagelan atau
lelucon bertujuan agar orang lain mempunyai perasaan gembira. Dalam komunikasi
penyuluhan pertanian tujuan ini sering dianggap perlu dengan maksud agar
sasaran (petani beserta keluarganya ) memiliki perasaan gembira dan tidak bosan
dalam mendengarkan segala informasi yang disampaikan oleh para penyuluh.
Telah
dikemukakan diatas bahwa tujuan komunikasi dapat bersifat informatif,
persuasif, maupun entertainmen. Tetapi perlu diperhatikan bahwa dalam
komunikasi penyuluhan pertanian tujuan komunikasi jangan terlalu berat sebelah;
artinya ketiga maksud komunikasi harus seimbang disesuaikan dengan tujuan
penyuluhan. Tujuan Penyuluhan Pertanian menyangkut perubahan perilaku yang
meliputi tiga unsur yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap- mental
(perasaan, emosi, minat , apresiasi).
Dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian ke tiga unsur perilaku itu harus
diperhatikan unsur mana yang harus diberi tekanan. Kualitas perilaku yang ingin
dicapai hasilnya akan ditentukan oleh ketiga unsur perilaku tersebut. Tujuan
penyuluhan pertanian yang khususnya bersifat persuasif (menyenyuh perasaan)
supaya orang yang kita suruh timbul minatnya. Iklan-iklan di TV banyak
menyangkut segi persuasifnya, meskipun entertainmennya kadang-kadang ada, Segi
persuasif ini lebih banyak menentukan perubahan perilaku dari pada pengetahuan
dan keterampilan.
Dalam
berkomunikasi kita harus mempunyai tujuan yang jelas. Dalam melakukan
penyuluhan kepada masyarakat tani kita berbicara dengan petani beserta
keluarganya. Kalau berbicara harus jelas apa tujuaannya. Demikian pula dalam
hal komunikasi melalui bahan-bahan tulisan seperti poster, folder, pamplet, dan
sebagainya. tujuannya harus jelas. Kejelasan tujuan sangat penting dalam
berkomunikasi. Tanpa tujuan yang jelas, sulit bagi kita untuk mengharapkan
response yang benar dari proses komunikasi.
Tujuan
komunikasi yang jelas mengandung beberapa dimensi dan dimensi tersebut dapat
dilihat dari segi: (1) Siapa dan (2) Bagaimana.
1.
Siapa
Dalam hal siapa
yang berkomunikasi terdapat dua dimensi sebagai pelaku dalam komunikasi, yaitu
sumber (pengirim) dan penerima. Tujuan berkomunikasi dari kedua dimensi ini
harus relevan, agar dapat terjadi komunikasi yang efektif. Tujuan si pengirim
dan si penerima pesan harus berkaitan, artinya dalam melakukan kegiatan penyuluhan
pertanian tujuan penyuluh harus berkaitan dengan tujuan orang yang disuluh
(sasaran) yaitu petani dan keluarganya. Pada saat kita akan datang berkunjung
kepada petani, tujuan kedatangan kita harus diberitahukan sebelumnya agar
mereka tahu tentang tujuan kita dan hubungannya dengan tujuan mereka.
Penjelasan
tentang tujuan komunikasi inipun penting dalam setiap kegiatan komunikasi,
seperti dalam surat menyurat, menulis artikel dan sebagainya. tujuannya harus
dikemukakan lebih dahulu dengan jelas.
Dalam komunikasi
penyuluhan pertanian, kita mengenal dua jenis penerima atau sasaran, yaitu:
sasaran yang direncanakan (intended receiver) dan sasaran yang tidak
direncanakan (unintended receiver).
Jika kita
menulis sesuatu misalnya tentang teknologi budidaya jamur merang, maka pada
diri kita harus sudah terbayang siapa sasaran yang dimaksud (intended) misalnya
para petani dan keluarganya. Apakah tulisan tersebut akan dibaca oleh orang
lain yang bukan kita maksudkan (unintended) yaitu bukan petani, tidak
menjadi soal. yang penting informasi atau pesan (message) yang kita
sampaikan harus sesuai dengan keadaan/kebutuhan sasaran utama yang kita
programkan.
Dalam
berkomunikasi dengan sasaran melalui tulisan ataupun lisan setiap penyuluh
harus selalu sadar akan sasaran utama (intended) tersebut dan jangan
terpengaruh oleh yang bukan sasaran (ununtended). Dengan kata lain
penyuluh harus memperhatikan tujuan sasaran yang disuluh. Penyuluhan diusahakan
agar mencapai sasaran, sehingga dapat memusatkan tujuan yang sesuai keinginan
penyuluh, sehingga dengan demikian tujuan pengirim berkaitan dengan tujuan
sasaran.
2.
Bagaimana
Dalam tujuan
komunikasi harus jelas efek (hasil) yang yang dikehendaki, baik oleh
sumber/pengirim (penyuluh) maupun oleh sasaran/ penerima (petani dan
keluarganya). Kita berkomunukasi bukan hanya sekedar menyampaikan pesan tapi
mengharapkan kelanjutannya. Bila kita mengirim surat, kita tidak puas dengan
mengirim dan hanya sekedar tiba di alamat saja, akan tetapi kita mengharapkan
respons atau balasan dari sipenerima.
Lebih jauh dari
itu, setelah surat tersebut dibalas kita pun mengharapkan lanjutannya, dan
tindakan-tindakan lain sesuai tujuan yang diharapkan. Sebagai penyuluh
pertanian selalu punya keinginan agar apa yang di suluhkan dapat dilaksanakan
atau diterapkan oleh petani beserta keluarganya.
Hal yang harus
selalu kita ingat adalah memikirkan tentang apa yang dikehendaki oleh sasaran,
yaitu hasil apa yang mereka harapkan dari berkomunikasi dengan penyuluh
tersebut. Akan tetapi kalau hal tersebut ditanyakan kepada mereka mungkin
mereka tidak akan membawanya, hal ini bukan karena mereka tidak mempunyai
harapan.
Sekarang
persoalannya ialah bagaimana agar pada saat berkomunikasi dengan orang lain,
mereka akan mau memperhatikan dengan sebaik-baiknya? Salah satu cara adalah
dengan memperhitungkan dan memperhatikan dengan sebaik-baiknya dengan harapan
dan keinginan mereka. Hal ini tentu merupakan pekerjaan yang tidak gampang,
akan tetapi setiap penyuluh harus berusaha dan harus mampu mengorek dan menganalisis
keinginan dan harapan-harapan dari sasaran yang akan diajak berkomunikasi dalam
penyuluhan pertanian.
Kita ambil suatu
contoh, misalnya kita menghadapi seorang petani yang sedang bingung memikirkan
tanaman tomat yang sedang tumbuh subur di kebunnya terancam hama penyakit
(belum menyerang), petani tersebut cemas, khawatir bila hama-hama penyakit
betul-betul menyerang tanamannya maka panennya akan gagal. Dalam situasi yang
demikian wajar kalau petani sangat mengharapkan bantuan untuk mencegah serangan
hama penyakit tanaman tomat yang diusahakannya.
Dengan demikian
pada keadaan tersebut bila penyuluh berbicara tentang hama penyakit tanam tomat
dan cara-cara pemberantasannya, maka petani akan menunjukkan respons yang baik
terhadap pembicaraan penyulun tersebut. Berbeda halnya seandainnya penyuluh
berbicara soal tunggakan kredit usahatani, maka mungkin petani tersebut tidak
akan memperhatikan sama sekali pembicaraan penyuluh karena hal tersebut bukan
merupakan harapan dan keinginan dari petani pada saat tersebut.
Latihan
1)
Coba jelaskan tentang arti komunikasi pembangunan dengan
memberikan contoh-contoh dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
2)
Diskusikan dengan kawan anda, tentang perbedaan antara
komunikasi pembangunan (development communication) dengan komunikasi business.
3)
Komunikasi dapat memberikan beberapa manfaat. Coba anda
jelaskan manfaat komunikasi dalam penyuluhan pertanian
4)
Mengapa sangat penting bagi penyuluh untuk menentukan tujuan
komunikasi dengan jelas.
5)
Dalam menentukan tujuan komunikasi, ada beberapa dimensi atau
hal-hal yang perlu diperhatikan. Diskusikan tentang hal ini dengan kawan anda.
Rubrik Jawaban
Komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang digunakan dalam
program pembangunan, misalnya komunikasi yang dipergunakan dalam melaksanakan
kegiatan penyuluhan pertanian, menyampaikan teknologi pertanian yang baru
kepada masyarakat tani untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
Berdasarkan
pendapat para ahli, komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses penyampaian
pengertian atau ide-ide dari seseoorang pada orang lain, dengan menggunakan
lambang-lambang atau simbol.
Dipandang dari
segi manfaat komunikasi dapat bersifat informative, persuasive, dan
entertainment. Dimensi pokok dalam menetapkan tujuan komunikasi adalah: pelaku
komunikasi (sumber dan sasaran), dan hasil yang ingin dicapai dari proses
komunikasi
2
|
PROSES KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
|
Pada saat
menguraikan pengertian komunikasi telah disinggung bahwa komunikasi merupakan
suatu proses. Sekarang marilah kita membahas bagaimana berlangsungnya proses
komunikasi secara umum, khususnya komunikasi dalam penyuluhan pertanian. Secara
sederhana proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Umpan - Balik
Source / Receiver
Source
/
Receiver
Keterangan
Gambar
Message
: Pesan
Channel
: saluran
Receiver
: Penerima Pesan
Feed – Back : Umpan - Balik
Source : Sumber
Pengirim Pesan
Enconding :
Membentuk Kode-kode Pesan
Deconding :
Memecahkan/ Membaca Kode-Kode Pesan
Interpreting :
Menginterpretasikan Kode Pesan
Message : Pesan
Channel :
saluran
Receiver :
Penerima Pesan
Feed – Back :
Umpan - Balik
Komunikasi
adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan
yang terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan
tujuan tertentu. Menurut Wilbur Schramm (1973), suatu proses atau kegiatan
komunikasi akan berjalan baik apabila terdapat overlaping of interest (pertautan
minat dan kepentingan) diantara sumber dan penerima pesan. Untuk terjadinya
overlaping of interest dituntut adanya persamaan (dalam tingkatan yang
relatif) dalam hal “kerangka referensi” (frame of reference) dari
kedua pelaku komunikasi (sumber dan penerima).
Yang dimaksud
dengan kerangka referensi menunjuk pada : Tingkat pendidikan, pengetahuan,
latar belakang budaya, kepentingan dan orientasi. Semakin besar tingkat
persamaan dalam hal kerangka referensi semakin besar pula overlaping of
interest, dan ini berarti akan semakin mudah proses komunikasi berlangsung.
Uraian diatas
memberikan gambaran bahwa proses komunikasi akan berjalan baik atau mudah
apabila diantara para pelaku komunikasi yang terlibat terdapat banyak
persamaan dalam hal kerangka referensi. Namun demikian tidak berarti bahwa
komunikasi baru terjadi apabila kerangka referensi dari masing-masing pelaku
(sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi
dengan baik dengan seseorang maka kita harus mengolah dan menyampaikan pesan
dalam bahasa dan cara-cara lain yang sesuai dengan tingkat pengetahuan,
pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain pihak
sumber perlu mengenali karakteristik individual, social dan budaya dari pihak
penerima.
Proses komunikasi
dapat digambarkan sebagai berikut : (perhatikan gambar)
A dan B : Para Pelaku Komunikasi
M : Message / Pesan
Pertama : Pihak sumber
membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran
tertentu (misalnya melalui surat, telepon, atau gelombang udara (tatap muka)).
Selanjutnya pihak penerima mengartikan dan menginterpretasikan pesan tersebut.
Apabila penerima mempunyai tanggapan maka ia(penerima) akan membentuk pesan dan
menyampaikannya kembali kepada sis umber. Tanggapan yang disampaikan penerima
pesan kepada sumber disebut sebagai Umpan Balik.
Pihak sumber kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan tanggapan tadi,
dan kembali ia akan melakukan pembentukan dan penyampaian pesan baru. Demikian
proses komunikasi ini akan terus berlanjut secara sirkuler, dimana kedudukan
sebagai sumber dan penerima berlaku secara bergantian.
Model lain yang
menggambarkan berlangsungnya proses komunikasi secara umum, diantaranya seperti
dilihat pada Gambars berikut:
(Feed Back)
Gambar 1: Model
Proses Komunikasi (Shannon).
Keterangan;
Source = Sumber,
pengirim
Encoder =
Pembuat sandi/lambang/kode.
Mesagge = Pesan,
amanat, informasi.
Decoder =
Penterjemah sandi/lambang/kode.
Destination =
Penerima (receiver),sasaran.
Feedback = Umpan
balik,responce.
Pada gambar
tersebut di atas terlihat bahwa sumber (pengirim) berita membuat sandi atau
lambang untuk menyampaikan sesuatu pesan (mesagge). Setelah sandi atau
lambang tadi di sampaikan pada sasaran/penerima, selanjutnya lambang yang
berisi pesan/informasi tersebut diterjemahkan dalam suatu pengertian oleh
penerima.
Sebagai respons
dari pengertian yang diterima, sasaran mengirim kembali informasi kepada
sumber. Informasi balik ini dalam komunikasi sering disebut umpan balik (feed
back). Dengan adanya umpan balik (feed back) yang disampaikan oleh
sasaran maka sumber (dalam hal ini adalah penyuluhan pertanian ) dapat menilai
atau mengetahui apakah sudah terjadi saling pengertian (mutual understading )
tentang pesan (mesagge) atau tujuan komunikasi tersebut. Umpan balik (feed
back) sangat bermanfaat bagi penyuluh untuk melakukan upaya-upaya perbaikan
dalam proses komunikasi sampai tujuan komunikasi dapat tercapai secara baik.
Perlu diingat
bahwa sebenarnya komunikasi telah terjadi pada saat telah terjadinya saling
pengertian (mutual understading) tentang tujuan komunikasi, oleh karena
itu penyuluh harus selalu tanggap terhadap umpan balik yang di sampaikan oleh
sasaran (petani dan keluarganya).
Model tentang
proses komunikasi yang lainnya digambarkan antara lain oleh seorang ahli
komunikasi bernama Osgood sebagai berikut.
M
M
Gambar 2 : Model Proses Komunikasi (Osgood).
Gambaran tentang
proses komunikasi yang ditampilkan dalam model yang disampaikan oleh Osgood ini
pada dasarnya hampir sama dengan model yang dikemukakan oleh Shannon, hanya
saja Osgood lebih suka menggambarkan proses komunikasi dengan memberi penekan
bahwa kedua pelaku ( aktor ) baik sumber maupun sasaran, keduanya dapat
bertindak sebagai pengirim dan penerima pesan (message), membuat dan
menterjemahkan sandi/lambang dan menafsirkan pengertian tentang pesan (message)
yang disampaikan/dikirim dalam bentuk lambang/sandi tersebut, sehingga akhirnya
tercapai hasil dari proses komunikasi tersebut berupa saling pengertian tentang
pesan dan tujuan dari komunikasi itu.
Setelah kita
memiliki gambaran tentang bagaimana proses komunikasi itu, berlangsung, hal
penting yang selalu harus kita ingat ialah bahwa konsep ”interaksi” adalah
sentral untuk mengartikan konsep dari pada proses komunikasi. Komunikasi pada
prinsipnya adalah merupakan proses interaksi dari orang-orang atau pelaku
komunikasi (sumber dan sasaran ) dalam menyampaikan dan menerima suatu pesan (message)
berupa ide-ide, informasi, dan sebagainya, sehingga terjadi saling pengertian (mutual
understading).
Terjadinya
saling pengertian ini merupakan perwujudan telah terjadinya kesamaan persepsi
tentang pesan yang disampaikan dalam bentuk lambang-lambang. Kesamaan persepsi
ini dapat terwujud kalau pelaku-pelaku dalam komunikasi (sumber dan sasaran)
memiliki kesamaan dalam pengalaman. Seseorang akan memiliki persepsi yang
berbeda dengan orang lain tentang sesuatu hal, apabila berbeda pengalamannya
tentang hal tersebut. Adanya perbedaan persepsi inilah yang sebenarnya
menimbulkan akibat tidak adanya saling pengertian tentang pesan yang
disampaikan, sehingga tujuan dari proses komunikasi tidak terwujud. Dengan
adanya proses interaksi dimana para pelaku berkomunikasi dan saling tukar
–menukar (mengirim dan menerima) informasi serta pengalaman inilah maka
kesamaan persepsi dan saling pengertian dapat terjadi ; artinya dalam keadaan
inilah sesungguhnya proses komunikasi telah berlangsung secara efektif.
Sebagai contoh
tentang proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian marilah kita perhatikan
suatu kejadian dimana seorang penyuluh pertanian berusaha meyakinkan petani
padi tentang manfaat suatu jenis tumbuhan liar (gulma) yang disebut azola yang
biasa tumbuh dan mengembang pada permukaan air di petakan sawah petani.
Penyuluh menyampaikan informasi kepada petani dan menganjurkan suatu teknologi
pemupukan dengan menggunakan azola sebagai pupuk untuk tanaman padi di
sawah mereka. Bagaimana reaksi petani terhadap anjuran penyuluh tersebut?
Semula petani dengan spontan menolak anjuran penyuluh untuk menggunakan azola
sebagai pupuk. Tentu penyuluh menghadapi kenyataan ini sangat tidak puas, akan
tetapi dia tidak putus asa dan berupaya terus untuk meyakinkan petani akan
manfaat teknologi pemupukan tersebut sampai akhirnya petani mau menerima dan
mempraktekkan anjuran tersebut.
Pertanyaannya
sekarang adalah :mengapa pada permulaan, petani menolak anjuran penyuluh?. Dan
mengapa pada akhirnya petani mau menerima dan mempraktekkan anjuran penyuluh
tersebut untuk menggunakan azola sebagai pupuk pada tanaman padi di
sawahnya?.
Marilah kita
bahas persoalan ini dengan melihat kenyataan tentang perbedaan latar belakang
pengalaman penyuluh dan petani mengenai azola. Berdasarkan kenyataan
yang dialami petani mengenai azola yang tumbuh liar dan mengganggu
tanaman padi mereka, para petani beranggapan (memiliki persepsi) bahwa azola
adalah bukan pupuk, tetapi merupakan tumbuhan pengganggu yang harus di
buang jauh-jauh dari petak sawahnya. Berbeda dengan kenyataan yang pernah
dialami penyuluh dengan hasil pengamatan dan percobaannya, bahwa tumbuhan azola
yang dikumpulkan dan dibenamkan ke tanah pada petakan padi sawah, ternyata
dapat berguna sebagai pupuk dan dapat meningkatkan produksi.
Perbedaan
pengalaman seperti yang diuraikan diatas menyebabkan adanya perbedaan persepsi
tentang teknologi yang dianjurkan, sehingga tidak terjadi saling pengertian dan
akibatnya petani menolak anjuran penyuluh. Akan tetapi setelah penyuluh
berupaya dengan media komunikasi lain yaitu dengan menggunakan domonstrasi
cara, sehingga dapat menunjukkan hasil penggunaan teknologi pemupukan dengan azola
kepada petani, terjadilah saling pengertian dan petani yakin akan manfaat
azola untuk tanaman padinya, sehingga akhirnya mereka mau menerima dan
menerapkan anjuran penyuluh
Latihan
1. Coba jelaskan
tentang proses komunikasi menurut model Shannon?
2. Bandingkanlah
proses komunikasi ini dengan model yang digambarkan oleh Osgood?
3. Diskusikan dengan kawan anda, mengapa sering terjadi
petani dengan penyuluh berbeda persepsi tentang informasi atau teknologi yang
dianjurkan, sehingga para petani enggan atau bahkan menolak untuk
mengadopsinya. Upaya apa untuk menyamakan persepsi ini?
Komunikasi
merupakan proses dimana amanat yang berisi pengertian-pengertian atau ide-ide
disampaikan oleh sumber dalam bentuk lambang/simbol. Lambang tersebut oleh
sasaran diterjemahkan/ diinterpretasikan dengan menyampaikan umpan balik (feed
back). Proses komunikasi ini berlangsung sampai terjadi adanya saling
pengertian tentang pesan yang disampaikan.
Rangkuman
Pada hakekatnya
proses komunikasi ini telah terjadi dengan adanya kesamaan persepsi tentang
informasi yang telah disampaikan. Kesamaan persepsi ini bisa terwujud bila
pelaku, komunikasi sumber dan sasaran memiliki kesaman pengalaman. Kesamaan
pengalaman ini dapat diperoleh melalui proses interaksi dengan saling tukar
menukar informasi dan pengalaman kedua belah pihak.
3
|
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
|
Dalam penyuluhan
pertanian proses komunikasi mempunyai beberapa unsur, yang satu sama lainnya
saling berhubungan erat.. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Sumber (Source)
Sumber merupakan
pelaku komunikasi yang mempunyai prakarsa menggerakan proses komunikasi dan
memelihara kelangsungannya. Pelaku komunikasi ini merupakan sumber informasi,
ide-ide kebutuhan dalam berkomunikasi. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian yang
dimaksud sumber adalah penyuluh pertanian. Dalam melaksanakan perannya sebagai
sumber komunikasi kemampuan penyuluh sangat ditentukan oleh pengetahuan, sikap
mental, dan keterampilan yang dimilikinya.
b.
Tujuan (Objective)
Tujuan
komunikasi adalah apa yang diharapkan oleh sumber (penyuluh) sebagai hasil dari
proses komunikasi. Komunikasi merupakan suatu perbuatan, dan setiap perbuatan
tentu ada motifnya. Motif komunikasi adalah kebutuhan-kebutuhan tertentu. Orang
yang akan berkomunikasi harus dapat merasakan adanya kebutuhan berkomunikasi.
Bila orang tidak merasakan kebutuhan berkomunikasi, maka orang tersebut tidak
akan melakukan komunikasi. Dalam penyuluhan pertanian tujuan komunikasi
misalnya peningkatan produksi padi. Tujuannya komunikasi harus jelas dan tegas,
tidak terlalu umum sehingga kabur atau tidak jelas. Tujuan yang terlalu umum
dan tidak jelas misalnya meningkatkan taraf hidup.
c.
Sasaran (target)
Sasaran atau
target dalam proses komunikasi adalah pelaku komunikasi yang diusahakan untuk
menerima informasi, ide-ide dan anjuran-anjuran yang disampaikan oleh sumber,
sasaran diharapkan dapat terjadi perubahan dan perbaikan-perbaikan perilaku
sebagai hasil dari proses berkomunikasi dengan sumber. Jika pada sasaran tidak
tampak tanda-tanda perubahan, maka komunikasi itu tidak berhasil. Dipandang
dari segi sasaran keberhasilan komunikasi dipengaruhi oleh keterampilan,
pengetahuan dan sikap mental yang dimilikinya. Disamping itu sistem sosial
seperti adat-istiadat, tradisi dan kebudayaan, misalnya bahasa akan turut pula
mempengaruhi keberhasilan komunikasi, karena itu penyuluh harus mengenal
sifat-sifat sasarannya beserta sistem sosial dimana mereka berada. Sasaran
utama penyuluhan pertanian tidak lain adalah petani beserta keluarganya yang
hidup dan berada pada masyarakat pedesaan yang memilikin ciri-ciri yang
spesifik berbeda dengan masyarakat kota.
d.
Pesan (amanat)
Pesan (amanat)
adalah segala apa yang disampaikan oleh sumber (penyuluhan pertanian) kepada
sasaran (petani beserta keluarganya) untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya
anjuran untuk memupuk tanaman padi agar produksinya meningkat. Isi pesan
(message content) merupakan materi dalam pesan yang dipilih oleh sumber untuk
mengungkapkan maksudnya. Perlu disadari bahwa isi pesan yang tidak jelas akan
sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Oleh karena itu penyuluh pertanian
selaku sumber yang akan menyampaikan suatu amanat tertentu kepada sasaran
(petani dan keluarganya) harus dapat memilih dan menentukan lambang, isyarat
atau sandi-sandi untuk mengungkapkan dan memberi arti kepada orang lain
(sasaran komunikasi).
e.
Saluran (channel)
Saluran (channel)
adalah jalan atau cara yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan (message)
kepada sasaran. Saluran yang dipakai harus sesuai dengan panca indera yang akan
menangkapnya. Efektivitas penggunaan saluran tergantung pada kepekaan indera
yang digunakan. Indera mana yang akan digunakan dan kelima indera (panca
indera) yang ada menentukan saluran apa yang akan digunakan. Dalam penyuluhan
pertanian, saluran ini dapat membentuk kunjungan rumah, demonstrasi,
perlombaan, pertunjukan, kursus, latihan, pameran, darmawisata, publikkasi,
film, radio, televisi, dan lain-lain
Mempergunakan
kombinasi dari berbagai macam saluran akan menambah kemungkinan proses
komunikasi dapat berhasil dengan baik, dalam arti bahwa pesan yang disampaikan
akan sampai dan dimengerti oleh sasaran. .
f.
Perlakuan (Treatment)
Perlakuan (treatment) dari pesan dalam proses
komunikasi adalah bagaimana kita meneruskan pesan itu melalui suatu saluran
tertentu. Misalnya yang menjadi saluran dalam proses komunikasi penyuluhan
pertanian adalah siaran radio, sedangkan perlakuan untuk menyampaikan pesan pada
siaran radio itu misalnya dalam bentuk pidato, dialog, lawak, pertunjukan
wayang dan lain-lain.
Hal-hal penting
yang harus diperhatikan.
Komunikasi akan
dapat terjadi secara efektif apabila sumber dan sasaran berada dalam suatu
sistem yang serupa. Misalnya bila si A berbicara kepada si B (berkomunikasi),
maka A dan B pada saat itu ada dalam sistem yang sama. Bila A berbicara dalam
bahasa Indonesia, maka B yang diajak bicara harus mengerti bahasa indonesia.
Bila petani tidak dapat berbahasa Indonesia dan hanya mengerti bahasa daerah,
maka penyuluh harus belajar menggunakan bahasa daerah mereka. Bila petani tidak
dapat menulis dan membaca, penyuluh harus menggunakan gambar atau
lukisan-lukisan atau lambang-lambang lainnya yang mudah di mengerti oleh mereka.
Yang
dikomunikasikan adalah arti (meaning), arti tersebut berada dalam diri
orang yang berkomunikasi yang diartikan oleh sumber (pengirim) dalam suatu
pesan (message) yang disampaikan mungkin berbeda dari pada yang
diartikan oleh sasaran (penerima). Komunikasi dapat dikatakan gagal bila arti
yang terkandung dalam pesan tidak diterima (di tangkap) oleh sasaran (penerima).
Arti (meaning) adalah penting baik bagi encoder maupun decoder yang
harus sampai pada sasaran (penerima) adalah arti (meaning) dan bukan
lambang-lambang. Pesan (message) tidak lain adalah kumpulan
lambang-lambang yang mengandung arti.
Sumber
(penyuluh) harus menerima unpan balik dari sasaran (petani dan keluarganya)
agar penyuluh tersebut dapat mengetahui apakah arti (meaning) yang dimaksudkan
telah diterima (ditangkap) atau belum. Dengan adanya feedback atau umpan
balik maka penyuluh dapat menyesuaikan dan memperbaiki proses komunikasi sampai
arti (meaning) bisa ditangkap oleh sasaran.
Bila suatu
saluran komunikasi yang dipergunakan itu sifatnya on way traffic misalnya
pada siaran radio, pemutaran film, publikasi dan sebagainya pada umumnya sulit
bagi penyuluh untuk mendapatkan feed back dari petani, oleh karena itu
penyuluh harus mengerahkan segala cara yang ada dan mengkombinasikan secara
tepat agar pesan dan arti (meaning) dapat ditangkap oleh sasaran secara
cepat dan tepat.
Latihan
1. Sebutkan
unsur-unsur komunikasi dalam penyuluhan pertanian.
2. Diskusikan dengan kawan anda, tentang keterkaitan hubungan
antara unsur-unsur tersebut di atas.
3. Diskusikan hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam
proses komunikasi pada kegiatan penyuluhan pertanian.
Rubrik Jawaban
Dalam penyuluhan
pertanian unsur-unsur komunikasi adalah: sumber (source), tujuaan (objektive),
sasaran (target), pesan (message), saluran (chanel), dan
perlakuan (treatment).
Sumber dalam
proses komunikasi penyuluhan pertanian yaitu pelaku komunikasi yang mempunyai
prakarsa menggerakan proses komunikasi dan memelihara kelangsungannya. Sedangkan
sasaran adalah pelaku komunikasi yang diusahakan untuk menerima informasi,
ide-ide yang disampaikan oleh sumber. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian
sumber komunikasi yang pertama adalah penyuluh pertanian sedangkan sasaran utama
adalah petani beserta keluarganya.
Pesan (message)
adalah segala apa yang disampaikan (informasi, ide-ide) oleh sumber kepada
sasaran. Saluran (channel) adalah jalan atau cara yang dipergunakan
untuk menyampaikan pesan.
Tujuan (objective)
adalah perubahan atau efek yang diharapkan dari sasaran sebagai hasil dari
proses komunikasi.
4
|
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI
KOMUNIKASI
|
Faktor-faktor
yang mempengaruhi efektivitas dan efisienasi dari komunikasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor:
a.
Dilihat dari komunikator atau sumber komunikasi.
Dilihat dari
komunikator maka komunikasi dipengaruhi oleh:
1) Kecakapan
Komunikator
Komunikator yang
baik adalah menguasai cara-cara penyampaian buah pikiran baik secara lisan
maupun secara tertulis. Dengan kata lain komunikator harus menguasai teknik
berbicara dan teknik membuat surat (naskah). Ia harus cakap memilih simbol /
lambang yang tepat untuk mengungkapkan buah pikiranya dan harus cakap
membangkitkan minat para pendengar atau pembaca. Disaping itu harus pandai pula
menarik perhatian dan menyajikannya. Keterangan- keterangannya harus sistematis
dan jelas, sehingga mudah kedudukannya dalam organisasi tersebut. Sebagai
contoh pembicaraan seorang bawahan kepada atasan atau teman yang setingkat,
jelas akan berbeda. Demikian pula pembicara yang berbicara di depan masyarakat
tertentu, akan menyesuaikan pada sifat-sifat masyarakat tersebut, tanpa
mengadakan penyesuaian sebelumnya maka komunikasi menjadi tidak lancar atau
bahkan macet sama sekali. Sebagai contoh, bila kita berbicara di depan
masyarakat Madura, akan lebih berhasil bila kita banyak menggunakan kata-kata
Arab seperti insya Allah, Atas Ridho Allah, Masya Allah, dan sebagainya.,
karena kebanyakan orang Madura beraga Islam. Oleh karena itu dalam
berkomunikasi harus memperhatikan keadaan masyarakat sekitar harus dengan
memahami keadaan masyarakat tersebut, seperti kebisaan, aliran agama dan
kepercayaan dan sebagainya. Dengan memahami hal-hal tersebut komunikasi akan
menjadi lancar.
2) Komunikasi
dipengaruhi oleh saluran atau alat tubuh dari komunikator, terutama dalam
komunikasi lisan. Suara yang besar dan jelas, ucapan yang jelas, tingkah laku
yang baik akan menyebabkan pembicaraanya menarik. Juga tangan yang sehat dengan
gerak-gerik yang baik dapat mendukung pembicaraan, oleh karena itu bila ingin
berhasil dalam komunikasi alat-alat tubuh kita harus baik terutama alat-alat
indera dan alat bicara.
b.
Dilihat dari segi reseptor (penerima).
Keberhasilan komunikasi tidak hanya tergantung pada pihak
komunikator (sumber), tetapi juga tergantung dari reseptor. Walaupun pihak
komunikator telah memenuhi persyaratan, akan tetapi bila pihak reseptor kurang
memenuhi maka hasil komunikasi tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengaruh-pengaruh dari pihak reseptor tersebut adalah:
1) Kecakapan
komunikasi reseptor.
Hasil komunikasi ditentukan oleh kecakapan berkomunikasi
reseptor. Kecakapan ini terutama kecakapan mendengarkan dan membaca. Walaupun
komunikator cakap berbicara atau menulis, aka tetapi bila reseptor kurang cakap
mendengarkan dan membaca, maka hasil komunikasi kurang memenuhi harapan., olleh
karena itu agar hasil komunikasi baik maka reseptor harus menguasai teknik
mendengarkan dan teknik membaca. Dalam mendengarkan reseptor harus cakap
memusatkan perhatian, mengambil inti sari dari suatu pembicaraan, dan harus
dapat membedakan mana pokok permasalahan dan mana yang hanya merupakan
penjelasan-penjelasannya saja, harus bersifat kritis, dan sebagainya. Dalam
membaca ia harus dapat menangkap banyak kata-kata secara sekaligus dan
menafsirkannya secara tepat.
2) Sikap
Reseptor.
Hasil komunikasi dipengaruhi pula oleh sikap reseptor
(penerima). Kadang-kadang reseptor selalu menaruh curiga terhadap pembicara
(prejudice), atau kadang-kadang bersikap apriori artinya telah menentukan
kesimpulan sebelum ada data-data yang lengkap. Sebagai contoh seorang reseptor
(pendengar suatu penceramah) telah menganggap rendah kepada seseorang
penceramah atau terlalu memandang tinggi kepada seorang penceramah atau
pembicara. Sikap yang demikian menyebabkan hasil komunikasi kurang murni.
Adapun sebab-sebabnya timbul sikap yang demikian itu banyak sekali. Sebagai
contoh seorang reseptor (pendengar) adalah lulusan SekolahTinggi (Sarjana) dan
penceramah ternyata hanya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), maka sarjana
tadi cenderung merendahkan si penceramah yang hanya lulusan Sekolah Menengah
Atas tersebut. Sikap sarjana tadi salah, sebab belum tentu penceramah hanya
lulusan SMA, ternyata sudah banyak mengikuti kursus-kursus. Sehingga mengenai
bahan yang diceramahkan betul-betul telah ia kuasai. Contoh lain ada seorang
pendengar ceramah (reseptor), mengikuti suatu kursus, ternyata salah seorang
fasilitator dalam kursus tersebut adalah rivalnya (saingan) dalam memperebutkan
seorang gadis dan dalam perebutan tersebut, pengikut kursus telah kalah
akibatnya ia sangat benci kepada fasilitator tersebut, sehingga bersikap acuh
tak acuh terhadap penceramah tersebut. Sikap yang demikian adalah kurang
objektif dan kurang rasional sehingga pikirannya menjadi tertutup alias buntu.
Oleh karena itu sebagai reseptor (pendengar/pembaca) seseorang bila ingin
berhasil dalam komunikasi harus bersikap wajar, apa adanya. dan siapapun yang
menjadi penceramah/pembicara harus diterima sebagai apa adanya tanpa sikap
curiga atau apriori.
3) Pengetahuan
reseptor (pendengar/pembaca)
Hasil komunikasi di pengaruhi pula oleh kekayaan pengetahuan
si reseptor, dengan pengetahuan yang banyak seorang pendengar dapat dengan
cepat menangkap isi dari suatu pesan atau suatu bacaan dan mudah menafsirkan
maksud dari pembicara/penulis tersebut. Sebaliknya pendengar/pembaca yang
pengetahuannya sangat terbatas akan sulit menangkap pembicaraan atau bacaan.
Contoh yang jelas adalah ketika kita mendengarkan suatu ceramah Bahasa Inggris
atau mambaca bacaan Bahasa Inggris, karena pengetahuan dalam Bahasa Inggris
tersebut terbatas, maka sulit mencernanya.
4) Komunikasi
dipengaruhi pula oleh sistem sosial.
Artinya si pendengar/pembaca harus memahami kedudukan pembicara.
Sebagai contoh bila kita menghadiri suatu ceramah tertentu dan si penceramah
kebetulan seorang yang berasal dai luar negeri dan tindak tanduknya seenaknya
sendiri, maka kita tidak boleh bersikap negatif atau acuh tak acuh. Sebab tiap
penceramah memiliki kebiasaan-kebiasaan tersendiri. Demikian pula bila kita ada
di suatu kantor tertentu atau masyarakat tertentu kita sebagai reseptor
(pendengar) harus dapat menyesuaikan diri, artinya memahami tata tertib dan
tata pergaulan masyarakat tersebut. Dengan cara itu maka kita dapat menjadi
pendengar yang baik, dan jika tidak dapat menyesuaikan terhadap
kebiasaan-kebiasaan atau tradisi-tradisi pembicara/penulis, maka komunikasi
menjadi terhambat, oleh karena itu sebagai pendengar atau pembaca harus dapat
menyesuikan diri terhadap sistem sosial dari pihak pembaca/penulis.
5) Komunikasi
dipengaruhi pula oleh saluran komunikasi, (pendengaran/penglihatan) dari pihak
reseptor. Bila pendengaran, penglihatan, atau indera lainnya kurang sempurna
maka komunikasi juga tidak akan sempurna., karena dengan kurang sempurnanya
alat-alat penyalur tersebut (indera) maka tangkapan dapat kurang jelas.. Oleh
karena itu agar komunikasi dapat lancar dan berhasil, maka indera kita harus
baik.
Latihan
1.
Diskusikan dengan kawan Anda tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam penyuluhan pertanian.
2.
Coba berikan contoh berdasarkan pengalaman anda tentang
pengaruh sistem sosial pada proses komunikasi
Rubrik Jawaban
Efektivitas
komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari segi sumber (komunikator)
pengetahuan, sikap dan keterampilan (kecakapan) komunikator sangat berpengaruh
terhadap efektifitas komunikasi. Komunikasi yang baik menguasai ilmu
pengetahuan dan keterampilan tentang hal-hal yang perlu disampaikan pada
sasaran. Disamping itu juga ia menguasai cara-cara menyampaikan buah pikiran
secara lisan maupun tertulis. Ia harus cakap memilih metode dan lambang yang
tepat untuk mengungkapkan buah pikirannya. Dari segi reseptor (sasaran
/penerima) keberhasilan komunikasi juga ditentukan oleh kecakapannya,
pengetahuan dan sikap. Misalnya penerima yang cakap membaca, mendengarkan,
berpikir kritis dan bersikap baik (tidak berprasangka buruk) maka dapat
diharapkan tercapainya efektifitas komunikasi yang tinggi. Demikian pula sistem
sosial (misalnya, tradisi, norma, dan nilai-nilai sosial ), dimana para pelaku
komunikasi berada akan berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi.
5
|
RINTANGAN-RINTANGAN DALAM KOMUNIKASI DAN CARA MENGATASINYA
|
Setelah kita
membicarakan masalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, sampailah pada
pembicaraan tentang rintangan-rintangan dalam komunikasi. Rintangan-rintangan
tersebut akan selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu perlu
mengenalinya dan sekaligus perlu memahami cara-cara mengatasi
rintangan-rintangan tersebut. Adapun rintangan-rintangan terebut antara lain:
a) Kurang
kecakapan berkomunikasi.
Misalnya kurang
cakap berbicara (terutama di depan umum), kurang cakap menulis /mengarang,
kurang cakap mendengarkan dan kurang cakap membaca. Umumnya kegiatan –kegiatan
tersebut sudah biasa dilakukan akan tetapi yang dapat dilakukan dengan baik
atau efektif belum banyak. Untuk mengatasinya harus banyak belajar dan
berlatih. Belajar dan berlatih berbicara, menulis, mendengarkan dan membaca
mengenai teorinya dan setelah itu berlatih (memperaktekkannya).
b) Sikap kurang
tepat
Di depan telah
disebutkan bahwa sikap yang tidak tepat dapat merintangi komunikasi. Untuk
dapat mengatasi hal ini perlu memperdalam hubungan kemanusiaan (human relation)
dan mempelajari etiket, namun bagaimanapun juga dalam sikap tersebut yang
diperlukan adalah sikap simpatik, muka manis, tidak sombong, rendah hati, akan
tetapi cukup tegas.
c) Pengetahuan
kurang
Pengetahuan
kurang dapat menyangkut si komunikator (pembicara/penulis) dapat juga
menyangkut si reseptor (pendengar/pembaca). Bila pengetahuan pembicara/penulis
terlalu tinggi untuk pendengar /pembaca, maka dalam penyajiannya harus berusa
menurunkan pengetahuannya tersebut, cara yang dapat ditempuh adalah dengan
banyak menggunakan contoh-contoh konkrit atau cerita-cerita yang dapat diambil
hikmahnya.
d) Kurang
memahami sistem sosial
Di depan juga
telah disinggung masalah sistem sosial. Bila pembicara kurang memahami sistem
sosial, maka pembicaraannya tidak dapat tepat. Demikian pula pendengar bila
kurang memahami si pembicara tidak akan menangkap dengan tepat. Mengenai hal
ini di depan telah di bicarakan cara mengatasi rintangan tersebut adalah dengan
cara mempelajari tradisi dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat atau
kantor setempat, sebab setiap masyarakat atau kantor/perusahaan tertentu
memiliki kebiasaan-kebiasaan atau tradisi-tradisi tertentu..Sering terjadi
seorang pimpinan yang sukses di daerah tertentu, ternyata ketika pindah di
daerah lain tidak sukses.Setelah diteliti ternyata sang pemimpin tadi
menyamakan masyarakat yang baru (bawahan yang baru), dan bawahan yang pernah
dipimpinnya.
e) Syakwasangka
(prejudice) yang tak berdasar.
Bagi masyarakat
yang kurang terpelajar akan mudah timbul perasaan syakwasangka. Sering
syakwasangka tersebut kurang berdasar pikiran yang sehat. Sebagai contoh sejak
zaman Belanda telah ditanamkan oleh penjajahan tentang sifat dari suku-suku
bangsa kita seperti orang Jawa suka menipu, orang Solo sombong, orang Semarang
suka menggeretak, Orang Batak suka kasar, dan sebagainya. Pemberian sifat khas
tersebut oleh penjajahan di sengaja hanya untuk memecah belah (devide et
impera). Dengan adanya sifat tersebut akan timbul saling mencurigai dan rasa
curiga seperti itu akan beralasan. Oleh karena itu sifat tersebutk harus segera
dihilangkan. Selanjutnya demi kelancaran komunikasi antara sumber dan sasaran,
harus selalu di hindari adanya syakwasangka (prejudice) yang merupakan
rintangan psikologis dalam komunikasi.
f) Jarak fisik.
Komunikasi
menjadi tidak lancar bila antara komunikator dan reseptor terletak berjauhan.
Misalnya yang satu di Jakarta sedangkan yang satu di Banyuwangi. Untuk
mendekatkannya banyak cara dapat ditempuh. Misalnya untuk kelompok formil
(organisasi, kantor) dapat membuka hubungan telepon atau menggunakan alat
komunikasi lainnya. Untuk perseorangan dapat menggunakan cara surat menyurat,
telegram dan juga telepon.
g) Rintangan
karena kesalahan bahasa.
Di depan telah
disebutkan bahwa sering terjadi penafsiran yang keliru karena perbedaan arti
suatu istilah. Sebagai contoh dalam suatu kantor seorang kepala kantor
(militer) berkata ”coba saya dibuatkan PR mengenai pemilihan sejata yang
terbaik guna menghancurkan suatu kubu-kubu musuh yang berupa rumah bawah tanah.
PR disini berarti penilaian ringkas, yaitu suatu analisa yang berbentuk naskah.
Sedang PR tersebut dalam dunia persekolahan berarti Pekerjaan Rumah (Home
Work). Kesalahpahaman komunikasi yang disebabkan bahasa demikian itu disebut
kesalahan semantik. Dalam kenyataannya tiap departemen/perusahaan atau
masyarakat tertentu mempunyai bahasa yang khusus tersendiri. Juga masyarakat
tertentu atau bahkan asrama tertentu dapat memiliki bahasa (istilah-istilah)
tersendiri.
Kadang-kadang
terjadi suatu komunikasi tidak lancar disebabkan karena pembicara hanya
omong-omong melulu tanpa peragaan. Ada pepatah dalam pendidikan yang berbunyi
”Sekali meragakan, lebih berhasil dari pada sepuluh kali menerangkan dengan
kata-kata belaka”. Oleh karena itu agar komunikasi lancar sebaiknya bila
mungkin menggunakan alat-alat visual seperti gambar-gambar, tiruan-tiruan, dan
sebagainya. Dalam menjelaskan tempat tinggal seseorang tidak cukup dengan
kata-kata melulu, akan tetapi perlu digambarkan pada kertas.
h) Indera yang
rusak
Kita sulit
berkomunikasi dengan orang yang sudah tua yang inderanya, terutama mata dan
telinganya yang sudah tidak sempurna,. oleh karena itu agar komunikasi dapat
lancar maka indera kita harus selalu sehat.
i) Komunikasi
berlebihan
Kadang-kadang
komunikasi tidak lancar dan tidak mencapai tujuan karena over komunikasi
(komunikasi yang berlebihan). Sebagai contoh seorang atasan menyuruh anak
buahnya untuk mengambil barang disebuah kantor tertentu. Sebelum berangkat
atasan tadi menerangkan dimana letak kantor dan diterangkan pula toko-toko,
kantor-kantor lain yang ada dan berdekatan dengan kantor yang dimaksud.
Selanjutnya diterangkan bahwa pegawai kantor yang bakal didatangi tersebut
telah tua, rambutnya telah memutih. Beliau mempunyai 4 orang anak. Anak yang ke
2 sekarang sedang belajar diluar negeri dan seterusnya dan seterusnya!.
Keterangan atasan tersebut bertele-tele, kurang menuju pokok. Banyak
penjelasan-penjelasan yang kurang berhubungan (iirelevant). Atasan tadi
dapat disebut over komunikasi (komunikasi yang berlebihan).
j) Komunikasi
satu arah
Oleh para ahli
pernah dicoba dengan memberi perintah-perintah hanya dari atasan kepada bawahan
(komunikasi satu arah) ternyata hasilnya banyak yang kurang sesuai dengan
harapan atasan (pimpinan). Lalu waktu percobaan dilanjutkan dengan cara lain.
Setelah menerima perintah bawahan diberi kesempatan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan atau saran-saran. Hasilnya sangat menggembirakan, karena
ternyata jauh lebih baik daripada percobaan yang pertama tadi. Cara yang ke 2
ini disebut komunikasi dua arah. Artinya antara orang pertama dan orang kedua
berganti-ganti berperan sebagai komunikator maupun reseptor. Oleh karena itu
bila penyuluh berkomunikasi dengan petani ingin berhasil dengan baik disarankan
menggunakan dengan cara berkomunikasi dua arah (two way traffic comunication).
Apa yang disampaikan dalam komunikasi diharapkan ada respons atau feed back
dari sasaran. Feed back ini penting bagi para penyuluh, yaitu untuk dapat
mengambil tindakan-tindakan selanjutnya.
Latihan
1. Diskusikan dengan kawan anda
tentang rintangan-rintangan komunikasi dan cara mengatasinya !
2. Coba anda jelaskan tentang komunikasi satu arah dengan
memberi contoh bagaimana pendapat anda bila komunikasi satu arah ini diterapkan
dalam penyuluhan pertanian.
Rubrik Jawaban
Dalam kehidupan
sehari-hari rintangan komunikasi sering terjadi. Demikian pula dalam kegiatan
penyuluhan pertanian,.komunikasi dapat mengalami berbagai hambatan dan
rintangan-rintangan. Masalah rintangan-rintangan komunikasi ini perlu
dipelajari dan diantisipasi agar dapat diupayakan pemecahannya.
Berbagai
rintangan komunikasi yang dapat menghambat pelaksanaan penyuluhan pertanian
diantaranya adalah; kurangnya pengetahuan dan percakapan para pelaku
komunikasi, sikap yang kurang tepat, kurangnya pemahaman tentang sistem sosial,
berbagai kondisi fisik yang kurang menguntungkan, misalnya jarak para pelaku
komunikasi yang berjauhan, alat indera rusak dan sebagainya. Disamping itu
komunikasi yang berlebihan, penyajiaan yang terlalu verbalistis, kesalahan
bahasa, dan komunikasi satu arah, juga merupakan rintangan dalam komunikasi.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi
penyuluhan pertanian merupakan proses penyampaian pesan secara simultan dari
Source (Penyuluh) kepada Receiver (petani) berupa pesan, (kata-kata, lambang,
warna, angka data, gestura) baik secara verbal maupun non verbal melalui
saluran tertentu hingga menghasilkan umpan balik (feed back).
Tujuan
Komunikasi adalah a. Informatif, artinya bahwa komunikasi
bertujuan menyampaikan informasi informasi yang bersifat obyektif dan nyata, b.
Persuasif, artinya komunikasi bertujuan untuk menggugah hati dan
perasaan sasaran atau komunikan sehingga mau mengikuti atau melakukan tindakan/
perubahan atas kemauan sendiri sesuai yang diharap komunikator, c. Entertainment,
artinya bahwa komunikasi bertujuan untuk menghibur komunikan, membuat
mereka senang, tidak bersikap apatis maupun pesimis.
Suatu proses
komunikasi akan dapat berlangsung dengan baik apabila terdapat unsur-unsur yang
merupakan satu kesatuan. Unsur-unsur komunikasi tersebut minimal ada 3 yaitu :
1). Sumber/komunikator (source/sender), 2). Pesan (message), 3).
Penerima/komunikan (receiver). Karena proses penyuluhan pertanian dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai metoda, teknik dan media, maka unsur komunikasi
bertambah yaitu 4). Saluran (channel).
Suatu proses
atau kegiatan komunikasi akan berjalan dengan baik apabila terdapat pertautan
minat dan kepentingan (overlaping of interest) diantara sumber dan
penerima pesan. Untuk terjadinya overlaping of interest tersebut,
dituntut adanya perasamaan (dalam tingkatan yang relatif) dalam hal “kerangka
referensi“ (frame of reference) dari kedua pelaku komunikasi (sumber dan
penerima) . Kerangka referensi merujuk pada tingkat pendidikan, pengetahuan,
latar belakang, kepentingan dan orientasi. Semakin besar tingkat persamaan dalam
hal kerangka referensi semakin besar pula overlaping of interest, berarti
semakin mudah proses komunikasi beriangsung.
B.
Implikasi
Dari hasil
pemahaman mengenai teknik komunikasi persuasif dalam penyuluhan pertanian pada
mata kuliah Komunikasi Penyuluhan Pertanian, diharapkan mahasiswa dapat
memahami proses komunikasi penyuluhan pertanian dengan baik sebagai bekal untuk
menyampaikan informasi pada sasaran komunikasi diwilayah yang sesungguhnya.
C.
Tindak Lanjut
Sebagai tindak
lanjut dari kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa diwajibkan untuk melakukan
kegiatan komunikasi persuasif pada kegiatan praktek kompetensi di lapangan.
Kegiatan ini dapat dilaksanakan di Kecamatan/Desa dengan sasaran yang
sesuangguhnya (petani).
DAFTAR PUSTAKA
Pradiana, W dan Y. Haryanto;
2011. Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian. Bogor.