Senin, 06 Mei 2019

KEMATIAN KEPALA DESA TERONG YANG MISTERIUS DAN HOROR

Kallian mungkin pernah mendengar informasi tentang beberapa orang di berbagai belahan bumi yang menghilang secara misterius. Diantaranya Maura Murray, dia adalah Mahasiswi di Universitas Massachusetts yang menghilang sejak tanggal 9 Februari 2004 hingga sekarang tidak ada kabarnya. Maura menghilang dari sebuah mobil miliknya saat dia mengalami kecelakaan menabrak sebuah pohon yang ada di pinggir jalan, kemudian dia menghilang dari dalam mobil. Berikutnya adalah Michael Negrete yang menghilang sejak tanggal 4 Desember 1999. Dia mematikan komputernya pada pukul 04.00 pagi setelah semalaman bermain Game dengan teman – teman sekamarnya. Setelah pukul 09.00 pagi teman – temannya tidak menemukannya dan herannya dia tidak membawa apapun barang miliknya selain pakaian yang ada di badannya. Bahkan dompet dan sepatunya masih lengkap ada di Kamarnaya dan tidak ditemukan lagi.

Kejadian serupa terjadi pada Edwardus Talus. Seorang Kepala Desa (Kades) Terong, kecamatan Satarmese Barat Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Dia akrab disapa Edi oleh warga desanya maupun orang – orang disekitarnya. Pria yang berusia 50 tahun ini menghilang sejak tanggal 22 April 2019. Hari itu adalah hari Raya Minggu Paskah yang dirayakan oleh umat kristiani seluruh dunia.

Dengan alasan tertentu Edi tidak ikut merayakan paskah di Gereja Paroki Narang pada hari itu. Dia memilih tinggal di rumah bersama salah seorang anaknya yang mengalami gangguan pendengaran sejak kecil, hingga tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Sementara isteri dan anaknya yang lain keluar dari rumah ke Gereja pada pukul 06.00 pagi. Sepulangnya dari Gereja, Isteri sudah tidak menemukan suaminya lagi. Di rumah hanya ada anaknya yang susah diajak komunikasi. Ibunya tidak dapat memperoleh informasi yang jelas dari anaknya tentang suaminya. Sang isteri tidak sampai menduga bahwa suaminya itu telah hilang. Dia hanya berpikir mungkin lagi silaturahmi ke tetangganya, karena dia masih menemukan dompet suaminya yang tergeletak di atas meja dan tidak satupun sepatu yang hilang.

Sesuatu yang mengherankan adalah sandal yang biasa dipakai suaminyapun tidak satupun yang hilang. Ini artinya bahwa Edi keluar rumah tanpa mengenakan alas kaki apapun dan itu sesuatu yang sedikit janggal menurut istrinya. Istrinya mulai merasa sesuatu yang agak aneh. Sepengetahuannya sebelum ke Gereja Edi mengenakan kaos oblong dan celana pendek yang biasa dipakainya ketika bersantai di rumah. Lebih aneh lagi ketika dua cincin yang biasa melingkar dijarinya dilepas dan ditinggalkan dekat pintu kamar. Itu adalah hal yang tidak biasa Edi lakukan.

Sang isteri mencoba cari ke tetangganya yang kebetulan hari itu lagi bikin acara adat penamaan tradisi masyarakat setempat. Edi sekeluarga memang mendapatkan undangan untuk acara tersebut. Lagi – lagi di sana dia tidak menemukan suaminya. Bahkan pengakuan pemilik acara bahwa Edi memang belum terlihat menghadiri acara tersebut.

Sampai sore hari Edi belum pulang juga bahkan hingga malam hari. Isterinya mulai resah dan kebingungan apa yang terjadi. Edi membawa telepon genggam miliknya tetapi tidak aktif ketika dihubungi. Panik, mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hati sang isteri. Timbul banyak pertanyaan di dalam benaknya. Jika dia pergi jauh, masa dia nggak mengenakan alas kaki apapu ?? masa dia pergi bertugas menggunakan kaos oblong dengan celana pendeknya?? Sepeda motor miliknya pun masih diparkir depan rumahnya seperti biasa kalau dia lagi berada di rumah. Spekulasipun banyak. Ada yang berpendapat bahwa mungkin dia ke kebun miliknya, tapi hingga malam tidak pulang juga. Ada juga yang berpendapat miring, bahwa dia melarikan diri karena terjerat kasus korupsi di desanya, tetapi kepala inspektorat kabupaten manggarai Leok E.P. Sripurwati, SH, menjelaskan bahwa belum ada pemeriksaan untuk Desa Terong tersebut. Dugaan warga yang paling seram dan horor adalah bahwa Edi dilarikan oleh jin atau roh halus yang ada dan berkeliaran di kampung tersebut.

Hari sudah malam. Yang panik bukan hanya isteri Edi, tetapi semua keluarga besar Edi dan seluruh warga Desa Terong dan sekitarnya. Warga berinisiatif untuk mencari Edi di sekeliling kampung di kebun dan di tempat – tempat yang dipercayai angker oleh warga setempat. Perlu saya jelaskan bahwa kampung tersebut masih dikelilingi oleh hutan, padang dan diapiti oleh beberapa kali kecil yang berukuran sedang. Selain dicari oleh warga, keluarga juga melaporkan kejadian tersebut ke pihak Polisi, karena sudah menghilang selama 24 jam.

Pencarian terus dilakukan. Beberapa ritual adat kepercayaan warga setempat dilakukan, seperti mencari sambil memukul gong dan gendang yang diyakini dapat menemukan orang yang dilarikan oleh jin yang usil. Beberapa paranormal diikutsertakan dalam pencarian tersebut. Keterangan paranormalpun bermacam macam. Ada yang menunjuk lokasi tertentu bahwa Edi berada di tempat tersebut, tetapi ketika dicek warga tidak menemukan siapapun. Ada yang mengatakan bahwa dia sedang berada di sebuah gua tetapi tidak jelas lokasinya di mana. sungguh sangat menyeramkan dan menakutkan. Ada yang mengatakan masih hidup, ada juga yang mengatakan dia sudah meninggal. Pihak kepolisisanpun tidak menemukan gambaran yang jelas tentang keberadaan Edi.

Kejadian tersebut membuat warga kampung jadi ketakutan sampai – sampai kemana – manapun tidak bisa sendirian. Selama kurang lebih dua minggu pencarian terus dilakukan tetapi hasilnya tetap sama tidak ada gambaran apa – apa. Warga sudah menyerah. mereka kemudian menjalankan aktifitas mereka masing – masing yang ditunda karena pencarian tersebut, karena roda kehidupan terus berjalan. Semuanya diserahkan ke pihak kepolisian.

Hingga pada hari senin tanggal 6 Mei 2019, seorang pemburu ingin menyalurkan kembali hobinya yaitu berburu. Namanya Lipus Harum. Dia adalah warga setempat, pekerjaannya adalah petani tetapi dia hobi berburuh. Awalnya dia mencium bau bangkai, dalam pikirannya mungkin ada ternak warga yang sudah lama mati di sekitar tempat itu. Dia mengikuti bau itu dan dia menemukan sesosok tubuh manusia mengambang dengan wajah menghadap ke bawah. Sekitar pukul 15. 00 atau jam 3 sore Lipus menemukan mayat tersebut. Tentu saja anda tahu apa yang terjadi dengan Lipus, bagaimana rasanya di sebuah hutan yang angker sendirian dan menemukan tubuh tak bernyawa.

Foto asli TKP (diambil dari kumparan.com)

Lipus kemudian duduk melemah. Rasanya seperti seluruh energinya disedot oleh sesuatu yang berenergi besar. Dengan sedikit energi yang tersisa Lipus mencoba menginformasikan kejadian tersebut dengan menelepon salah satu warga kampung. Dia menyampaikan bahwa dia menemukan sesosok tubuh manusia mengambang di air tetapi dia tidak mengenalnya karena wajahnya menghadap ke bawah. Informasi tersebut menyebar luas dengan cepat, warga kampung dan bahkan dari berbagai desa datang ke tempat itu untuk melihatnya. Meskipun wajahnya menghadap ke bawah tetapi dari pakaian yang dikenakannya sudah dapat diketahui bahwa itu adalah Edi yang selama ini sedang dicari.

Jika dilihat dari tekstur tubuhnya yang sudah hancur, dan baunya yang sudah membusuk, sepertinya dia sudah meninggal beberapa hari yang lalu. Polisipun dipanggil sebelum mayat diangkat untuk dilakukan investigasi. Selain itu dokter dan tim medis lainnya ikut datang untuk melakuan otopsi sebelum mayatnya dimakamkan.

Ini adalah sebuah kisah nyata yang benar - benar terjadi dan sangat misterius sekaligus horor. Pertanyaan besar dari kejadian tersebut adalah, Bagaimana kejadian itu bisa terjadi ???? Apa Motivnya ????? Siapa yang melakukannya ???? Mungkin alam dan waktu yang akan menjelaskan.

By. Ariz Temang