Senin, 04 Juli 2016

Cara Membuat Paragraf Yang Kalimat Pertamanya Menjorok Kedalam (Text Indent) Pada Blog WordPress

Anda bingung dan pengen tahu bagaimana cara membuat paragraph yang kalimat pertamanya menjorok kedalam? Sekarang saya harap tidak lagi. Karena tutor kali ini yang akan menghapus kebingungan

Anda dengan seketika. Gak perlu panjang lebar membentangkan sayap, mari kita simak apa yang akan di terangkan di bawah ini dan segera praktekkan untuk mendapatkan nuansa baru di posting-posting anda. Langkahnya cukup mudah tinggal copas (copy-paste) kan kode yang berada di kotak di bawah ke area penulisan posting Anda, tepatnya pada mode “HTML”. Kemudian tulis apa yang akan anda tulis pada “Tulis tulisan disini”, ingat masih pada mode “HTML”.

Kemudian pada saat Anda akan menuliskan paragraph yang selanjutnya, Anda tidak perlu melakukan copas untuk kode tersebut, Lalu bagaimana? Cukup mudah, Anda tinggal kembali ke mode “VISUAL”. Pada akhir paragraph pertama, tinggal tekan “Enter” saja. Dan hasilnya, akan terciptalah paragraph yang kalimat pertamanya menjorok ke dalam. Kemudian lanjutkan dengan pengetikan posting Anda. Selamat Mencoba…

klik link brikut https://mediacerebri.wordpress.com/2010/04/23/cara-membuat-paragraf-yang-kalimat-pertamanya-menjorok-kedalam-text-indent-pada-blog-wordpress/#more-449

Pinduhurani “si penyejuk Jiwa” & Laputi “si Pembawa damai”

Hai sobat perkenalkan namaku Kristoforus Temang. Teman – temanku biasa memanggilku “Kris”. Aku adalah salah satu peserta Program Sarjana Mengajar Pemenuhan Guru Produktif SMK, yang sering disingkat SMPGP SMK tahun pelajaran 2015/2016. Program SMPGP SMK merupakan program rintisan kementrian pendidikan tinggi (sekarang diganti menjadi kemenristekdikti) dan bekerja sama dengan beberapa universitas ternama di Indonesia sebagai pengelolah program. Aku dan dua puluh Sembilan orang temanku adalah peserta dibawah pengelolaan Universitas Negeri Yogyakarta. Kami ditempatkan di beberapa smk di beberapa wilayah di tanah air tercinta Indonesia. Tugas kami saat dikontrakkan selama satu tahun adalah menutupi kekurangan guru bidang produktif di SMK, yaitu sebagai pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa terutama pengetahuan dan keterampilan pada bidang produktif. Sebuah anugrah terbesar buat aku adalah ketika aku harus menjalankan tugas pengabdianku tepat di sarangnya tempat wisata hehehe,,,, yaitu di Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Aku dan satu orang teman perempuan namanya Holly Pethan ditempatkan di SMK Negeri 1 Tabundung. Hobiku menyanyi sobat, meski tak satupun lagu yang ku ciptakan sendiri hehehe…. Hobi menyanyi bukan berarti harus bisa bikin lagu ya kan sob ???. Suarakupun tidak bagus – bagus amat, tapi tida jelek juga sob, yah lumayanlah untuk lomba menyanyi tingkat RT hehehe… Selain menyanyi aku juga punya hobi jalan – jalan, traveling kita tante,,, hehehe, teman – teman guru orang sumba sering menyebutnya “Laku Anga” hik,,hik,,,hik. Pas banget sob jadinya traveling sambil menyanyi hehehe asik. Nah hobi laku anga itulah yang akan ku ceritakan kali ini sobat.

Saat itu tepat tanggal 24 September 2015 adalah hari libur Nasional merayakan Idul Adha bagi teman – teman dan saudara kita yang Muslim. Hehehe tanggalnya ditulis pake tinta merah sob, tau sendiri itu artinya aku dan teman – teman guru gak perlu repot – repot ke sekolah termasuk sobat ya kan? Aku dan beberapa teman - teman guru tentu saja tidak merayakan Idul Adha, karena mayoritas guru dan masyarakat kecamatan tabundung beragama Kristen Protestan dan Katholik. Kami mengisi waktu liburan itu dengan berwisata. Kami sudah merencanakan liburan ini dua hari sebelumnya. Terutama persiapan konsumsi sob, hehehe jalan – jalan kalau tidak makan itu sama sekali tidak lucu sob wkwkwk. Kami bersepakat untuk mengumpulkan uang sepuluh ribu per orang untuk beli dua ekor ayam yang nanti akan dijadikan lauk. Maklum sob waktu itu dompet lagi menipis bahkan saat ini pun sama tipisnya hehehe.. tapi itu tidak pernah mengurungkan niat ku untuk laku anga sob. Dua ekor ayam hasil patungan itu dimasak di mess sekolah, di sana ada ibu guru cantik namanya Ibu Aty, sssttt jangan diganggu sob dia suda punya calon wkwkwkwk.

Rute wisata yang pertama kami adalah Pantai Pinduhurani. Pantai ini terletak diwilayah selatan Kecamatan Tabundung Kabupaten Sumba Timur. Aku bersama tema – teman juga bebera orang siswa hingga berjumlah sekitar 20-an orang beramai - ramai menggunakan sepedamotor. Persiapan fisik yang matang dan kendaraan yang mantap merupakan suatu keharusan agar bisa sampai ke tempat ini sob. Aku bersama Sepri (salah satu siwa kelas XII di SMK Tabundung) menggunakan sepeda motor WIN miliknya. Kami harus meyusuri jalan yang rusak, berlubang, mendaki kemudian menurun yang curam dan berjalan di atas batu - batu lepas. Jalan menuju tempat ini rupanya sudah lama tidak diperhatikan. Aku dan Sepri terjatuh disebuah belokan menurun di atas batu - batu lepas. Hingga betisku menggandeng dan mencium mesrah kenalpot panas sepedamotor yang kami gunakan. Menembusi bulu - bulu kakiku. Tentu saja rasanya sakit sekali sob. Apalagi saya hanya menggunakan celana pendek sebatas lutut sehingga tidak sampai menutupi betisku. Sepri juga mendapat luka kecil pada jari kakinya. Sepedamotor win milik Sepri sedikit tergores dibagian lampu depan dan tali pengikat lampunya putus. Hehehe maklum motor tua sob segala sesuatunya serba diikat. Kami berhenti sejenak untuk memperbaiki beberapa onderdil motor yang sempat terlepas termasuk mengikat lampu depan yang terlepas. Teman – temanku malah tertawa melihat kami terjatuh, apalagi saat melihat betiskuku berasap saat terbakar oleh panasnya kenalpot, hahaha aku pun ikut tertawa. Sambil menahan kesakitan aku tetap semangat untuk terus menempu perjalanan sampai finish.

Setelah kurang lebih satu jam perjalanan, akhirnya sampai juga di tempat tujuan kami yang pertama. Pantai Pinduhurari. Tentu saja pantai ini sangat indah sob . Terdapat hampatan pasir yang panjang dan sangat bersih, tanpa ada kotoran yang akan mengganggu pandangan yang penuh semangat dariku. Mataku berat untuk berkedip, tak ingin sedetikpun gerakan gulungan ombak yang putih bersih bermanjaan dengan pasir yang setia menemanyinya dilewatkan begitu saja. Di pinggiran pantai ditumbuhi tumbuhan sejenis pandan dan beberapa bakau yang hijau menambah keindahan panorama pantai. Di sana juga terdapat bukit bertebing yang ditumbuhi tumbuhan hijau seolah sedang berdiri tegak menikmati indahnya gulingan ombak yang cukup tinggi. Aku melihat mereka semua tersenyum ketika melihat aku terkejut saat kaki lukaku dijilat air laut yang membuatnya menjadi pedis. Keindahan ini dimanfaatkan untuk berpose ria bersama teman - teman dengan gaya masing - masing tanpa ada rasa beban.

Kami menghabiskan waktu di pantai dengan berfoto bersama. Ada sebagian dari kami termasuk aku mandi di laut yang ombaknya cukup besar. Tiupan angin serta percikan obak benar – benar memberi kesejukan meski di bawah teriknya matahari yang terus mengamati kebahagiaan kami. Rasa capek setelah melewati jalanan yang rusak terobati. Seperti ada sesuatu yang merasuk ke dalam jiwa yang menyejukkan dan memberi semangat baru. Berbagai kegiatan kami lakukan untuk menghabiskan waktu di sana. Beberapa orang menangkap kepiting yang berkeliaran di pinggiran pantai. Yang lain asik berkejar – kejaran sambil tertawa bahagia. Ada juga yang mengungkapkan rasa bahagianya dengan melukis di pasir. Sungguh nyaman dan damai berada di sana sob.

Jam satu siang, kami makan siang bersama di bawah teduh tumbuhan pantai sambil menikmati hembusan angin pantai yang sejuk seolah menambah nikmatnya makan siang. Kami membawa bekal makan siang masing - masing. Hari ini bekalku dan Ibu Holly adalah nasi kuning buatan Ibu Holly yaitu teman guru program sarjana mengajar yang sama - sama ditempatkan di SMKN Tabundung. Lauknya adalah daging ayam patungan, hehehe biar patungan tapi rasanya lebih enak sob.

Setelah makan siang kami segera menuju ke tempat wisata yang ke dua, yang tidak asing lagi bagi masyarakat Sumba Timur apalagi warga masyarakat kecamatan tabundung. Tempat ini sangat heksotis dan terlindung karena masuk dalam wilayah Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Tempat yang dimaksud adalah air terjun Laputi. Air terjun ini terletak di wilayah Desa Praingkareha Kecamatan Tabundung. Kurang lebih lima belas kilo meter dari pusat kecamatan. Jalanan aspal hanya sampai pada simpang menuju air terjun sob. Dari sana kita harus berjalan kaki dengan tanjakan yang lumayan menguras tenaga. Berjalan hanya sekitar sepuluh menit dari simpang, akhirnya kami sampai juga sob.

Namanya air terjun laputi. Air yang bersih itu jatuh secara perlahan di jurang yang berbatu - batu. Lumut hijau bertumbuh menyelimuti bebatuan terhias indah dipinggiran putihnya cucuran air yang bertingkat - tingkat dengan ketinggian kurang lebih dua puluh meter. Sementara dipinggir air terjun terdapat tumbuhan merambat yang tampak segar, hijau dan terlihat cerah seolah selalu tersenyum ramah menyambutku yang baru pertama kali datang ditempat itu. Aku terdiam dan berdiri mencoba mengamati jatuhan air yang tak pernah putus.

Aku tanggalkan bajuku dan yang tersisa hanya singlet abu - abu dengan celana pendek biru. Perlahan - lahan Aku dekatkan tubuhku sampai mengenai cucuran air yang terlihat putih dan bersih. Sejuk sekali rasanya saat air itu membasahi kepalaku dan mencium hangat punggungku hingga kakiku. Sepertinya aku sudah terhanyut dalam belaiannya dan tak ingin berhenti menikmatinya. Aku menikmatinya dalam beberapa menit, kupejamkan mataku, ku resapi dan kurasakan detik demi detik. Jatuhan air dipunggungku seperti mengurutku dengan kasih sayang seolah dia tidak ingin melihat punggungku terasa sakit karena melewati perjalanan jauh. Kecapean saat perjalanan terbayar dengan menikmati keindahan alam ini. Teman - temanku yang lainpun tidak menyia - nyiakan kesempatan ini. Ada bermacam gaya yang ditunjukkan untuk mengabadikan momen terindah itu. Selain gambar dalam bentuk foto, aku juga sempat mengabadikan air terjun ini dalam bentuk video meskipun durasinya sangat singkat. Aku dan teman - temanku ingin menunjukkan bahwa kami pernah berada di tempat terindah ini sobat.

“Entah karena aku tidak mengajak matahari untuk bersama di tempat itu?”. Dia pergi dengan wajah suram dan mencoba menenggelamkan diri di balik bukit, seolah memaksaku untuk segera meninggalkan tempat itu, sebab aku harus pulang dengan menempuh perjalanan yang cukup jauh. Aku mencoba mengangkat kakiku meski berat. Melangkahkan kakiku secara perlahan menjauh dan meninggalkan tempat itu, sambil mendengung dalam hati “aku akan kembali dan punya banyak waktu untuknya”. Kami pulang meninggalkan tempat itu dengan senyum ceriah dan semangat baru. Aku hanya mengharapkan jika suatu saat aku punya waktu untuk ke sini lagi, aku akan melihat keceriaan dan senyuman pada wajahnya indah mempesona tanpa seekor semutpun yang mencoba merusaknya dan membuatnya menjadi murung.